Sunday, September 28, 2008

Let's get start!

Gue perlu belajar lebih banyak lagi mengenai manajemen waktu. Ternyata sekarang sudah hari Minggu lagi. Wah, tidak terasa! Booking tiket ke Medan, cari obat nyokap yang super duper susah didapetinnya, beresin proyek foto2 pesanan, taking care of beberapa acara yang mungkin harus ditunda (gosh, I hate this one), dan tidak mengabaikan materi kuliah yang masih harus direview ulang karena banyak yang belum mengerti, lol. Semua harus dikerjakan dalam waktu dekat.

Kalau harus memikirikan begitu banyaknya hal yang harus dikerjakan, mungkin mood juga bakal jelek. Tapi kalau fokus terhadap apa yang bisa dikerjakan hari ini, sepertinya mood gue lebih baik. So, ya lakukanlah!

Selamat pagi!

Wednesday, September 24, 2008

Kejujuran

Gue sedang belajar banyak mengenai kejujuran. Kejujuran terhadap diri sendiri, bagaimana kita menyikapi apa yang ada di pikiran dan hati kita, kapan kita sebaiknya mengutarakannya, apa yang harus kita lakukan untuk menindaklanjuti hal-hal yang ada di pikiran kita dan resiko apa yang akan kita tanggung untuk semua yang kita lakukan.

Suatu hal yang tidak mudah. Orang bilang kejujuran itu menyakitkan. Tapi, tidak ada yang bisa menepis bahwa keadaan akan lebih buruk jika kita menyimpan kepalsuan di dalam diri kita. Sesuatu yang memang orang lain layak ketahui sebaiknya tidak perlu ditutup-tutupi. Well, kalau memang kita yakin bahwa hal tersebut sangat pribadi, yakinlah untuk menyimpan hal tersebut di dalam pikiran kita. Namun, satu hal, resiko dari semua itu jelas ada.

Mengutarakan apa yang ada di dalam pikiran kita adalah hal yang wajar. Memendam semua hal yang ingin kita sampaikan hanya karena kita takut bahwa itu akan berakibat tidak menyenangkan terhadap kita ataupun orang yang bersangkutan adalah konyol. Memang ada waktu yang tepat mengenai kapan kita sebaiknya berbicara, kapan kita sebaiknya diam. Jadi initinya, cepat atau lambat kita harus mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiran kita untuk dapat menyampaikan maksud kita kepada orang lain.

Coba kita kembalikan kepada diri kita. Bagaimana rasanya bila kita berhadapan dengan orang yang menyimpan sesuatu di dalam fikirannya. Ada hal yang tersembunyi yang berhubungan dengan kita. Semua itu tentu mempengaruhi bagaimana sikap orang tersebut terhadap kita. Well, yang ada hanyalah rasa curiga jika kita tidak mendapatkan pernyataan dari orang tersebut. Even if we try to ignore it, the bad effect will be on that person. Gue pribadi dalam keadaan seperti ini cenderung untuk bersikap fine. Biarlah dia seperti itu, toh yang rugi kan dia sendiri. So now, if I would care about things like this, I actually care about people around me. Kasihan mereka yang menyimpan perasaannya di dalam hati, entah itu kesal ataupun sebaliknya. Semua itu tidak bisa diutarakan.

Komunikasi, satu hal yang sangat penting dalam hubungan sosial. Kalau kita bisa berkomunikasi dengan orang lain sebagaimana mestinya, niscaya permasalahan akan dapat diselesaikan. Namun yang sering terjadi di sekitar kita adalah, masyarakat kita cenderung menyimpan apa yang ada di pikiran mereka di dalam hati. Katakanlah kasus yang sering terjadi adalah rasa tidak senang terhadap seseorang, atau keputusan seseorang, atau tindakan seseorang. Perasaan tidak enak, tidak tega, tidak yakin, tidak tidak tidak, semua itu menghambat jalannya komunikasi yang sebenarnya ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan. Jelas, siapa yang tidak mau lepas dari masalah. Anehnya, orang-orang lebih memilih untuk melakukan tindakan 'berhenti' atau 'jalan di tempat' sehingga permasalahan yang ada, sesuatu yang mengganjal, sesuatu yang menjadi pertanyaan buat diri mereka, semua itu tidak pernah menemukan titik cerah. Namanya juga jalan di tempat. Tidak ada aksi, tidak ada reaksi, suatu hukum alam.

Komunikasi dengan kejujuran, itu yang sangat diperlukan. Kalau dalam perkataan kita sehari-hari kita sering mengumbar hal-hal yang berbeda dengan apa yang kita rasakan, maka ujung-ujungnya kita hanya akan menghabiskan waktu untuk mengurus dua hal yang berbeda; yang pertama adalah bagaimana kita ingin berbicara dan yang kedua adalah bagaimana kita menyembunyikan perasaan kita. Ada satu kalimat yang gue dapat dari teman gue, "Hidup ini sudah susah, jangan dibuat susah." Jadi, kalau kita sebenarnya bisa menjalani hidup ini dengan lebih mudah, untuk apa kita bermain duplicity?

(bersambung)

Monday, June 30, 2008

Building Muscle?

Kepengen? Haha! Ya fitneslah!

Just a short note..lagi blank, ga tau apa yang harus ditulis. I'm running out of words. Anyway, moga aja si Bae seriusan ama jadwal fitnes yang dia bilang (featuring a new name in my post..hueue).

Uda, segitu aja!

So, what's so important then:
  • Consume more proteins
  • Mind the carbohydrate. Gue kayanya masi butuh ini soalnya aktivitas harian gue perlu banyak energi..huh! Anyway, just mind it, ada yang harus dikonsumsi, ada yang harus dijaga biar ga berlebihan.
  • Istirahat cukup; waktu terbaik otot berkembang. Ceunah!
  • Suplemen kalo perlu.

Perhpas, that's all! Don't waste your time, Tyo!

Tuesday, June 24, 2008

Smile

I just found out that he wanted to smile at me. Perhaps, that very moment, he was feeling great so he wasn't hesitate to make a sincere smile when he saw me.

This elder had been a little bit weird for me for quite a while. I hate it when someone stares at me but doesn't tell me exactly what he/she wants. I really wanted to approach and ask this person about what he really wants. "Do you need a hand?" Hehe! But everytime I saw him, I must had been in a rush.

Fortunately, I don't need to think a lot about it anymore. I just found out that he only wanted to smile. Smile oh smile. The best expression of all. About the reason why he wanted to smile at me, I don't know. Well, we're Indonesian, Indonesia...smiling to a stranger is nothing new.

Cheers!

Saturday, March 15, 2008

Graffiti Art

Taking some photographs of Bandung today. Jalan Siliwangi in hilly northern Bandung is one of my favourite spots because of its graffiti. It was done by the faculty of art students from Bandung Institute of Technology. I love their works so I decided to share some of my favourite paintings of them here.

Bandung_siliwangi_graffiti_art_1_1024_1

Bandung_siliwangi_graffiti_art_3

Bandung_siliwangi_graffiti_art_2_2

Bandung_siliwangi_graffiti_art_4_ok

Bandung_siliwangi_graffiti_art_7_ok

Bandung_siliwangi_graffiti_art_8_ok_1

Bandung_siliwangi_graffiti_art_5_1

Tuesday, March 11, 2008

My Tarombo

My name is G u n t u r  Situmorang. I am a member of marga or patrilineal clan of Batak ethnic group and culture in North Sumatra. Situmorang was the name of my ancestor who lived seventeen generations ago. Later on, the descendants of Ompu Tuan Situmorang, a personal name of Situmorang, have Situmorang marga as their identity as a part of Batak "nation".

Every Bataknese men must keep our tarombo (genealogy) adat, way of life, knowledge, and laws. My generations is as follows, beginning from the top, eighteen generations ago: preserved. We pass it on to our descendats so that none loose their identity. This has been one of the traditions of Batak people since a long time ago as a part of

Raja Lontung begat Ompu Tuan Situmorang as the oldest son and his brethern; And Situmorang begat Panopa Raja and Raja Pangaribun; And Panopa Raja begat Ompu Marhujobong who begat Lumban Pande, Lumban Nahor, Suhut Ni Huta, Siringoringo, Datu Mangambat, Sitohang Uruk, Sitohang Tongatonga, and Sitohang Uruan; And Suhut Ni Huta begat Tunggal Muda and Tuan Sipallat; and Tuan Sipallat begat Marhutali, Raja Marsaitan, and Ompu Ambarbolak; And Marhutali begat Malearaja and his brethern; And Malearaja begat Ompu Maruhur and his brethern; And Ompu Maruhur begat Tahi So Majal and his brethern; And Tahi So Majal begat Ompu Tuan Asing as his youngest; And Ompu Tuan Asing begat Ompu Mangandar; and Ompu Mangandar begat Ompu Batu Duldul and Ompu Batu Runggun; And Ompu Batu Duldul begat Ompu Sitaho and his brethern; and Ompu Sitaho begat Ompu Mancendel; And Ompu Mancendel begat Ompu Mardin, Ompu Bonar, and Ompu Epraim; And Ompu Bonar begat St. Humala (Ompu Leonard); And St. Humala begat Huasi; and Huasi begat L e o n a r d  M a r k u s  H a s i h o a n (G u n t u r  P u r w a n t o Situmorang).

My Mother originated from Sianturi marga. Sianturi himself is the son of Toga Simatupang as the youngest of Raja Lontung and the brother of Ompu Tuan Situmorang. In addition, Raja Lontung is the son of Tuan Sariburaja, who is the son of Guru Tatea Bulan, who is the son of Si Raja Batak.

Anyway, the personal name of marga of origin of women are rarely mentioned in tarombo except in some important cases. Beside that, anyone who doesn't has son, is not obliged to keep a genealogy or to insert his name in genealogy. It is because the Batak genealogy is a male descendant line. Daughters are given in marriage to become part of another marga (their husband's marga) insuring the continuation of that clan. Similiar things including the preservation of genealogy records could be found among the Jews.

Saturday, March 1, 2008

Back

Just logged in to my friendster account after a month "traveling" to another space of life. I wished I could logged in more often. I'm sorry if I couldn't do more effort to keep in touch. There are a lot of things I wanted to do beside things in this familiar window I always opened before. Nevertheless, the friendship and friends I've got here have always been so special. For me, the most important thing in friendship is the quality. It's about your heart. Well yes, it's not that easy to get a conclusion about how much someone cares about us; how much a friend is really a friend to us.  It's like a game to think about that. So, don't waste your time wondering. Look ahead. Sometimes and somehow, friendship has no logic within it. In times of idleness of the friendship itself, we could hear a voice whispering our friends are there. Just because we haven't heard from our friends for quite a while; it doesn't mean that our friends are fleeing away. In the other side, everyday meetings and conversations couldn't easily mean your friendship is a true blessed friendship too.

We must have ever heard this line before, "There can be a miracle when you believe." Some people might keep themselves wondering when things aren't work as how they want or as how they used to be. But lo, just believe everything is just fine and try to collect all strong positive thoughts you have ever had before. Now, if we still could feel even just a tad of those positive thoughts; there's nothing to worry about. As I was browsing through this account's pages, I felt a deep longing. I miss my godly friends. Seeing comments and messages my friends sent me has just like telling me how blessed I am to have them in my life. And this is eventually today's miracle.

Sincere thing has no logic, sometimes, somehow. And logic thing would be more wonderful if it's filled with sincerity.

Thursday, January 24, 2008

Batak Religion (1)

Long before the Christianity and Islam came to Batak Land, the Batak believed to god that creates the universe. The Batak conception about God is actually different with Trimurti, the triad of divinities in Hinduism and Buddhism yet the old Megalithic and Hindu influences have some contributions to the formation of ancient Batak culture. For the Batak, the trinity god has its own distinct function. The highest supreme God for the Batak is called Debata Mula Jadi Na Bolon who rules and has power over all of the cosmic wolds. Traditional Batak cosmological concept divides the existence into three levels or worlds; the upper-world, called Banua Ginjang, the middle-world, called Banua Tonga, and the lower-world, called Banua Toru. The upper-world is the kingdom of the highest god, Mula Jadi Na Bolon and souls of the ancestors. The middle-world is lived by men and the lower-world is the home of the Naga Padoha or the dragon.

The Batak admit all cosmic wolds as the totality of those three worlds; the upper-world, the middle-world, and the lower-world, where every level has its own peculiar role in the harmony of life. Batak mythologi describe a tree of life stands from the lower-world to the upper-world to symbolize the highest god unifies and links the three worlds and represents the whole cosmic rules as the Lord of the Universe.

We can see here how difficult it is in understanding the original Batak religion. Eventhough we've found what the orginal religion of Batak is, we can't ignore every external influences. However, the Batak religion has been mixed or influenced each other with the external elements. Furthermore, looking at the trinity concept, it's so much similiar with Trimurti in Hindu-Buddha, among Brahmana, Vishnu, and Shiva. Debata Mula Jadi Na Bolon as the God of the universe, in his incarnation power, have three funcitions; it's then called Debata Si Tolu Sada (The Three Devatas in One). Mula Jadi Na Bolon is called Tuan Bubi Na Bolon as the ruler of the upper-world; Silaon Na Bolon as the ruler of the middle-world; and Pane Na Bolon as the ruler of the lower-world; and Debata Mula Jadi Na Bolon is the cosmos itself regarding him as the ruler of cosmic world. We could see the smilarities between those gods with the gods in Trimurti yet actually they are different in power and position.

The explanation about trinity concept in Batak religion is clearly unable to determine the original religion of Batak ancestor. The mix of different elements makes it more difficult to determine Batak original religion. But we could see the result of that religion in the way of life, the perceptions, and the rituals of Parmalim religion and Parbaringan religion which are still exist among the people of Toba Batak nowadays.

Monday, January 21, 2008

O Tano Batak


I've been always listening to the song entitled O Tano Batak these few days. It's been a while since the last time I visited Tanah Batak where I ever spent a part of my childhood. Listening to this song makes me longing about homeland. Spending time doing my works while listening to the song is not a bad choice at all. Instead, all memories I had before I move to Java comes in rhyme with the powerful voice of uncle Victor Hutabarat. Felt like flying to the Land of the Kings, Tano Batak. I still remember the situation there. Magnificient hills surrounding beautiful Toba Lake, large paddy fields, water buffalow with the kids joyully sitting on its back, songs sung by sunday schoold children, pine trees, the cool weather, how any halak hita (Bataknese) could forget that.

Anyway, O Tano Batakis widely regarded as one of the unofficial “national anthems” of the Batak people of North Sumatra, Indonesia. This folk song tells the story of someone who has traveled all over the world but still remembers his homeland. Batak choirs often sing it at cultural festivals. Grandpa (RIP) told me this song when I was a kid and he said that everytime the people in Tapanuli, North Sumatra officially welcomed guests, they would sing this song.


O TANO BATAK

Pencipta ; S. Dis Sitompul


O tano Batak haholonganku
Sai namasihol do au tu ho
Ndang olo modom
Ndang nok matangku sai namalungun do au
Sai naeng tu ho

Kor
O tano Batak sai naeng hutatap
Dapothononku tano hogodanganki
O tano Batak andingan sahat
Au on naeng mian di ho sambulon hi.

Molo dung binsar mataniari
Napanapuhon hauma disi
Denggan do ngolu
Si Ganup ari di namaringan di ho
Sambulon hi


O TANAH BATAK


(Terjemahan Indonesia: oleh Barita M. S)
Pencipta ; S. Dis Sitompul

O tanah Batak yang kucinta
Selalu aku rindu padamu
Tak bisa tidur, mataku tak dapat terlelap
Selalu aku ingin datang padamu.

Kor
O tanah Batak selalu ingin kupandang
Aku datangi tanah kelahiranku
O tanah batak kapan sampainya
Aku berada di kau ( disana), kerinduanku

Bila matahari sudah terbit
Yang membuat subur ladang – ladang
Sungguh baik kehidupan sehari – hari
Waktu aku ada di kau (disana)


O BATAK LAND


(English translation: Bruce Gale)
Composer ; S. Dis Sitompul

O Batak land, the land that I love
I always feel I am missing you
You know I can’t sleep, I can’t close my eyes
I just always desire to come to you

Chorus
O Batak land, I want to see you
I want come to the land of my birth
O Batak land, when I arrive there
I will be there always, I miss you

Whenever the sun rises in the sky
It makes the fields just flourish and thrive
So wonderful was life in those days
That is just how it was when I was there

Video Clip


O Tano Batak
Victor Hutabarat

Sunday, January 6, 2008

Budaya Indonesia

Indonesia dan Malaysia saling adu pendapat di YouTube. Coba dicek ke salah satu sajian video ini . Sayang sekali kalo kita sebagai bangsa serumpun harus bersitegang. Isi komentar tersebut terasa panas menyusul isu pengklaiman beberapa kebudayaan Indonesia yang diklaim sebagai kebudayaan Malaysia beberapa saat yang lalu. Kalkita fikirkan, memang tidak seharusnyalah kita mengklaim budaya negara lain sebagai budaya kita. Kita harus puas dengan budaya sendiri. Salah satu komentar di video yang berjudul raja saman di atas berasal dari seorang warga Malaysia yang berkata seperti ini:

"Saudara/i andai kata satu hari nanti orang2 di Acheh berpindah ke Malaysia atas dasar mencari penghidupan baru/ bekerja dan terus jadi warga tetapnya hidup dan mati di bumi Malaysia seperti moyang, datuk dan nenek kami dahulu yang dari seluruh pelusuk nusantara, apakah budaya2 ini akan dibawa bersama atau ia hanya untuk orang yang khusus lahir, hidup dan mati di bumi Indonesia saja? Adilkah ia untuk anak,cucu dan cicit anda?"


Yang mendapat balasan dari seorang Indonesia seperti ini:

"Halo utk karyaone. Trm ksh anda telah memberi perhatian kepada video ini ataupun komentar2 yang menyertainya.Sebelumnya saya ingin memberikan pernyataan bhw setiap orang mempunyai sudut pandang yang berbeda.Ini adlh tarian yg berasal dr Nanggroe Aceh Darussalam.Atau yg orang malon lebih kenal dg nama Acheh.Nanggroe Aceh Darussalam adalah salah satu dr provinsi2 di Indonesia.Bukan Malaysia (Malingsia)"

"Artinya,selama NAD bukan bagian dari Malingsia, apapun yang terjadi Malingsia tdk dapat menganggap itu adalah budaya anda. walaupun ada banyak orang Aceh di malingsia, selama provinsi tersebut bkn bagian dr malingsia,anda hanya bermimpi di siang hari.Apakah anda mau mengakui lion dance itu dari malingsia? yang anda dapat nyatakan adalah tarian itu DIAPRESIASIKAN di malingsia (anda harus memahami apa arti kata DIAPRESIASIKAN)"

"Jangan suka berlebihan dengan mengatakan itu adlh berasal dr malingsia. Seharusnya anda cukup puas dengan budaya anda sendiri. Apabila saya seorang melayu (malon), saya akan malu dan marah kepada orang yang mengakui budaya orang lain sebagai budayanya. Apakah budaya melayu kurang? Apa yg salah dari budaya melayu, hingga orang melayu sendiri tidak bangga dan tidak cukup puas dengan budaya melayu. Terima kasih."


Kalau kita simak kedua komentar di atas, kesimpulan yang dapat kita peroleh adalah kebudayaan merupakan hal yang sangat berharga. Jelas sekali dari komentar pertama bahwa ada kecenderungan kalau budaya Aceh berupa Tari Saman disambut baik oleh saudara kita dari Malaysia tersebut. Hanya saja memang ada siratan kata-kata yang mengesankan keinginan untuk memiliki budaya tersebut. Sangat jelas dari komentar tersebut.

Wajar apabila ada balasan terhadap komentar tersebut yang terkesan tegas menjelaskan bahwa budaya Aceh akan tetap menjadi budaya Aceh dan budaya Indonesia akan tetap menjadi budaya Indonesia. Seandainyapun ada orang Indonesia yang menetap di Malaysia dan dia orang Aceh, tidak seberapa jumlahnya dibandingkan dengan orang Jawa yang tinggal di Suriname sejak jaman dulu. Kenyataannya, orang-orang Jawa yang ada di Suriname tersebut tidak pernah mengklaim budaya Tari Serimpi, Wayang Golek, atau budaya Jawa yang lainnya sebagai budaya Suriname. Padahal jumlah mereka sangat besar di Suriname yaitu mencapai 15 persen total penduduk Suriname.

Oeh karena itu, sangat miris jika dikemudian hari, orang Aceh yang berdiam di Nagroe Aceh Darussalam mendengar bahwa budaya mereka adalah budaya milik Malaysia.

Memang kita tidak dapat menyalahkan kalau saja orang Aceh di Malaysia yang sudah menjadi warga negara Malaysia mengatakan bahwa Tari Saman adalah budaya mereka karena mereka juga adalah orang Aceh. Namun Tari Saman adalah budaya negara Indonesia dimana cikal bakal pertama kali orang Aceh dan budaya Aceh muncul dan bertumbuh sampai sekarang dan seterusnya. Adapun masyarakat Aceh di negara lain dan jika mereka membawa budaya tersebut ke negara tersebut, itu tidak dengan semata-mata mudahnya menjadi budaya negara tersebut.

Kita bisa mengambil contoh lain. Kita tahu bahwa budaya Cina yang ada di banyak negara. Salah satunya adalah di Malaysia. Populasi keturunan Tionghoa di negara ini sangat besar. Namun, mendukung komentar balik dari komentar pertama di atas, budaya-budaya Cina yang ada di Malaysia tetap merupakan budaya Cina. Indonesia tidak pernah mengakui Lion Dance sebagai budaya Indonesia dan demikianlah seharusnya juga di negara-negara lain.

Budaya Indonesia akan tetap menjadi budaya Indonesia dan budaya Malaysia akan tetap menjadi budaya Malaysia. Adapun migrasi yang terjadi adalah kehendak masing-masing individu. Terlebih lagi, jika kita ingin berpindah kewarganegaraan itu merupakan keputusan besar yang menuntut banyak konsekuensi. Menjadi warga negara lain berarti harus siap melebur dengan budaya setempat, sekalipun identitas diri tidak dapat dilepaskan.

Budaya Aceh akan terus menjadi budaya Aceh. Bahkan saudara sebangsa dan setanah air tidak dapat mengklaim bahwa budaya Aceh merupakan budaya Jawa atau Batak, budaya Indonesia, YA! Dan itulah mengapa kita harus bersyukur menjadi orang Indonesia. Negara ini bersatu dengan keragamannya yang tinggi. Seorang Minang akan mengatakan bahwa Tari Piring merupakan budaya Minang, namun dia dapat mengatakan bahwa Jaipongan adalah budayanya kepada bangsa lain, karena dia adalah orang Indonesia dan Jaipongan merupakan budaya Sunda yang nota bene merupakan bagian tak terpisahkan dari negara dan bangsa Indonesia. Di lain sisi, akan aneh jika kita mengatakan budaya Cina, Portugis, Belanda, atau Arab sebagai budaya Indonesia. Budaya-budaya tersebut mempengaruhi budaya Indonesia, namun originalitas budaya Indonesia lebih diutamakan, seperti yang dapat kita lihat pada kebudayaan Betawi. Dan meskipun jumlah orang Betawi peranakan Cina atau Arab bertumbuh di Indonesia, mereka tidak mengkalim bahwa budaya Cina atau Arab dengan segala keasliannya sebagai budaya Betawi, namun mendapat pengaruh YA, dan ini tidak sepenuhnya sama dengan budaya aslinya.

Mari kita bersama-sama menjaga budaya kita. Menjadi bagian dari bangsa Indonesia sekali lagi merupakan hal yang harus disyukuri. Bangsa ini sangat kaya akan berbagai macam budaya yang tinggi. Belum pernah saya melihat ada bangsa yang memiliki beribu macam budaya mulai dari upacara adat, tarian, musik, arsitektur, pakaian, bahasa, dan banyak hal lainnya dapat bersatu dan hidup rukun bersama. Kita sudah melalui banyak hal selama 62 tahun dan seterusnya kita akan maju bersama demi tanah air tercinta. Dan atas dasar persaudaraan, semoga kita bisa lebih mengerti bahwa banyak cara yang lebih baik untuk berargumen; terlebih jika kita adalah saudara serumpun. I love Malaysia, btw.

~ Guntur Purwanto

Wednesday, December 26, 2007

Rumahku Indonesiaku

Dibintangi oleh artis cantik Fahrani, iklan yang bertemakan "Rumahku Indonesiaku" menjadi sebuah hal yang patut diberikan apresiasi oleh masyarakat kita. Iklan ini ditayangkan dalam rangka peringatan Hari Natal dan Tahun Baru 2007. Saat pertama kali menyaksikan iklan ini, saya langsung merasa kagum akan buah kreativitas anak bangsa dalam menyajikan tayangan bermakna bagi seluruh anak bangsa ini. Lahir dari kerja keras anak bangsa untuk anak bangsa, iklan ini benar-benar mampu memberikan semangat cinta terhadap tanah air Indonesia bagi mereka yang mau memberikan apresiasinya.

Kita memang harus lebih bijak dalam menciptakan sebuah karya. Anak-anak bangsa Indonesia sebenarnya mampu dan telah terbukti mampu membuat karya yang besar. Wujud rasa syukur kita sebagai bangsa sebaiknyalah diekspresikan lewat tindakan nyata yang dapat memberikan hasil yang lebih besar lagi di masa yang akan datang.

Maju terus anak bangsa!

Monday, November 19, 2007

Tenaga Kerja Kita

Baru saja saya membaca catatan seorang Indonesia tentang kunjungannya ke Filipina. Catatan yang memang sedikit banyak membuat miris bangsa kita. Menurut catatan tersebut, pada dasarnya keberadaan negara tersebut tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Namun untuk satu hal yaitu tenaga kerja di luar negeri, mereka memiliki keunggulan dibandingkan dengan bangsa kita. Untuk hal ini, Filipina memiliki sumber daya yang besar.

Dari data yang ada, Pinoy yang berada di luar negeri sudah mencapai puluhan juta orang. Salah satu dari puluhan juta orang tersebut bahkan ada yang sudah menjadi gubernur di Hawaii. Tenaga kerja Filipina yang berada di luar negeri pada umumnya dibekali kemampuan baik. Hal ini menjadi nilai lebih bagi mereka jika dibandingkan dengan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Dengan kemampuan tersebut ditambah kemampuan lain yang menjadi faktor pendukung, tenaga kerja Filipina di luar negeri bukan hanya menjadi maiden namun banyak juga dari mereka yang menjadi tenaga kerja yang mengandalkan kecerdasan tinggi yang bekerja di bidang ekonomi dan teknologi.

Jika di Indonesia sering terjadi berita negatif mengenai tenaga kerja kita yang bekerja di luar negeri, lain halnya dengan di Filipina. Para Pinoy yang pulang ke
Filipin mendapat sambutan yang sangat baik. Mereka juga pulang tanpa kabar-kabar buruk seperti yang terjadi dengan tenaga kerja kita. Di bandara Benigno Aquino Manila terdapat kotak yang bertuliskan Balikbayan Box yang artinya kotak pulang kampung. Para imigran yang kembali ke Filipina tersebut mampu memperbaiki nasib keluarga mereka dan itu tidak tanggung-tanggung yaitu dengan satu catatan lebih; mereka kembali tanpa adanya cerita pengalaman pahit di negara tempat mereka bekerja sebelumnya. Tanpa anggota keluarga baru, tanpa luka di tubuh, tanpa kabar dukacita yang tidak jelas penyelesaiannya. Sebuah tulisan di Kompas yang berjudul "Balikbayan dan TKI" menunjukkan betapa kontrasnya keadaan tenaga kerja migran Filipina dengan TKI. Pemerintah Indonesia seakan-akan tidak bisa mengurus tenaga kerja Indonesia. Padahal, mereka yang bekerja di luar negeri jelas-jelas memberikan devisa yang besar bagi negara.
Tidak salah jika kita mau mencontoh dari Filipina. Satu hal yang perlu dicatat adalah kesadaran semua masyarakat bahwa kita harus bisa membawa nama baik Indonesia di luar negeri. Pemerintah sepertinya punya tugas yang cukup besar untuk mengurusi tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri dari berbagai hal. Bahasa Inggris menjadi hal penting. Komunikasi yang baik bisa membantu kita menghasilkan pekerjaan yang memuaskan. Berbicara mengenai hal ini adalah berbicara mengenai sumber daya manusia. Mulai saat ini, kita harus berusaha menjual tenaga yang mahal, tentunya dengan menawarkan sesuatu yang bernilai lebih.

Wednesday, September 19, 2007

Real Strength

The daily measures of failures, trials, and stress we experience can be difficult to handle. We want to stand up and scream sometimes. Somehow, we let ourseves be robbed of the riches we have in God. We lose our joy, that inner quality that makes us to forget small things we say important. Joy wins our hearts and gives us a firm foundation. yet we often look for the opposite of joy --the anxious spirit. We race here and there.

Pada akhirnya, final score untuk semua itu hanyalah akan menjadi "World 1, Me 0", yaitu pada saat kita terperangkap dalam gaya hidup yang mengandalkan kesenangan lain diluar kesenangan di dalam Tuhan. So, why do we still choose to take so much responsibility and pressure on our weak human shoulders? Jawabannya simpel. Kita telah kehilangan tujuan utama kita di dalam hidup ini. Kita menjadi Tuan atas diri kita sendiri dan atas waktu-waktu yang pada dasarnya adalah tidak berarti (Pengkhotbah 1:2). Tentu saja, kita perlu menjadi seorang yang berguna dalam kehidupan ini. Kita perlu belajar, makan, bekerja, beristirahat.

Tapi bagaimana dengan Tuhan? Apakah kita melihat pekerjaan-Nya dalam hidup kita seperti sebuah plester pembalut luka yang melegakan? Is it His purpose to wait for us sampai kita berada di dalam kesukaran yang sangat berat sehingga dia dapat meringankan beban tersebut? Atau sebaliknya, apakah Tuhan telah menjadi alasan dari semua hal yang kita lakukan? Is He real to us?

Is He worthy of our praise. Yes. And when we turn to Him on a daily basis, we find that He comforts us and gives us direction. Instead of relying on our feelings and skills and knowledge, we can seek God's treasures. Tuhan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2 Korintus 12:9).

Bagaimana kelemahan kita dapat membuat kekuatan Tuhan menjadi nyata? Tuhan menggantikan kelemahan dan keputusasaan kita dengan kekuatan-Nya. Then we can take take hold of the best way to be strong in this life -The joy of the Lord is our strength.

Wednesday, August 29, 2007

Inconsistency to humiliate - Know ye Love first then be wise!

Sangat sedih mendengar berita beberapa saat yang lalu mengenai kedatangan Miss Universe 2007, Riyo Mori, di Bandung. Sekelompok masyarakat menentang dan menolak kedatangan Riyo Mori dengan melakukan demonstrasi di depan Hotel Savoy Homan di Jalan Asia-Afrika, Bandung.

What's so wrong with Riyo Mori's visit to Bandung? What's so wrong with her? And what's so good with those people who demonstrated to reject Miss Universe 2007 Riyo Mori to come to Bandung? Inilah yang tidak dapat dimengerti dari bangsa Indonesia. C'mon, open your eyes and be wise, please! Are you sure you guys are better than Riyo Myori so that you said Miss Universe is the symbol of sexual immorality of the world. It's really unbelievable how you said so. Lebih jauh lagi, para demostran juga mengatakan bahwa tidak selayaknya Riyo Myori dihormati karena predikat tersebut. Well, who say she is the symbol of world's sexual immorality? You did? Okay, let's see this!

Kebenaran akan terungkap cepat atau lambat. Kita tidak perlu meneriakkan kita berada di mana karena semua itu akan terlihat dari apa yang dapat kita perbuat dan hasilkan. We don't have right to judge human whether he/she has sinned or not. It belongs to God. What's right on human? Nothing!

Jadi, menanggapi masalah demonstrasi terhadap Miss Universe 2007, Riyo Myori, di Bandung, satu kalimat yang layak adalah, SANGAT MENYEDIHKAN. So sad how you must become that cruel and bad toward human who had respected your country so much and turned back to fight against her. Begitu menyedihkan bahwa pemikiran orang Indonesia masih jauh tertinggal dari apa yang dinamakan maju. Kita tidak akan pernah maju jika watak manusia Indonesia masih terus seperti ini.

One most important thing here is consistency. Jika aku tidak harus berkata salah terhadap apa yang telah dilakukan mereka, maka aku akan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki konsistensi. Jika memang ingin menjadikan Bandung kota yang agamis dan ingin menegakkan nilai-nilai moral, tidak seperti itu seharusnya. Di mana kesadaran orang-orang tersebut saat diadakan kontes pemilihan waria di kota yang katanya ingin dijadikan kota agamis? Where were they? Were you guys shopping in the moon?

Konsistenlah jika memang yakin itu benar. Sekali kita tidak konsisten, maka kita hanya akan membuat malu diri kita sendiri. You hypocrite, brutal ones, stop being as if you're the hero of morality! Lihat persentasi jumlah remaja yang sudah melakukan hubungan sex di luar nikah di Bandung atau di daerah-daerah lainnya di Indonesia. Jangan menutup mata terhadap keburukan bangsa kita ini. Such people are just covered, unseen, but exists everywhere.

What should we do? Tell it to the world and judge Indonesian teenagers and shouting out all of the badness to the world as loud as how the demonstrans yelled against Riyo Myori? No, we must love our nation and its people. In such case we don't want to flaw our people that bad. Instead of being rude, we must have seen this problem wisely. Finding out a good solution for help. But why you just can't do that to a nice girl like Ms. Riyo Myori. Dimanakah konsistensi? Apakah waria lebih baik daripada seorang miss universe?

Sempat aku mengatakan bahwa Riyo Myori telah begitu menghargai negara kita. Terlepas dari berbagai opini tentang miss universe sendiri, aku sempat membaca sebuah petikan kalimat yang diucapkan Riyo Myori saat berkunjung ke Bali di salah satu website. Kalimat yang diucapkannya adalah:


"I really want to learn traditional Balinese dance, because the beauty of the movements and the costume"

Sekarang, dapatkah kita menghargai  sedikit saja orang yang sudah menghargai kita? Perkataan seperti itu adalah penghargaan yang besar, big appreciation for Indonesian and its culture. So why are you still close your eyes? You who demostrated and yelling and scorning and flawing others, can't you just be tender hearted? If we can't even appreciate and respect people who did good to us, how you can still respect others who did wrong against you, at least as he/she is a human who needs respect.

Again, it's not our right to judge. We ought to respect others instead of looking at other's mistakes, respect wrong doers as they still have desire to change good. We don't deserve of forgiveness if we don't forgive others and just the same with respect. God had loved us first yet we're still sinners. How can't we forgive others if the sinned against us?

Riyo Myori, for me, didn't do anything wrong to you, to Bandung, to Indonesian. The fact is that she really respects Indonesia.

We'll be left behind by others nations and have nothing but jealousy seeing them move far away forward like a flash. It's just about thinking a step ahead, being wise. Kalau kita terus melihat sisi negatif seseorang, kita tidak akan pernah maju. Kalu kita masih menggunakan cara berfikir demikian, kita hanya akan jalan ditempat, bergumul dengan segala kemunafikan kita, having fun with the feeling of self-righteous, namun cemburu akan kemajuan bangsa lain sementara tanpa disadari, kenyataannya adalah kita tidak akan pernah bisa sejajar dengan mereka, karena ketidakkonsistenan yang mempermalukan bangsa ini sendiri, cara berfikir konvensional yang hanya mengedepankan emosi dan kesenangan akan huru-hara. Beruntung dunia tidak terlalu menyoroti maslah ini dengan membandingkannya terhadap adanya pemilihan waria kota Bandung. Man, Bandung is not a religious city. What is good by being religious? NOTHING! NOthing is good with dressing in a white clothes but our heart is filled with anguish, hatred, selfishness, and all which is bad. Confess our sin and do good unto others as you how you want others do to you, is what we are supposed to do.

Be wise! You don't need to be religious if you can't love your neighbour. God sees not sacrifices but God sees Love because God is Love.

So how you can get that? We must know the truth. The truth is about Love, the one that gives without asking for reply. True love will never be cruel or even just rude; it sees good things and produce good things.

Banyak hal yang lebih buruk telah terjadi di negeri ini. Semua tidak diungkapkan karena ini sudah seperti sebuah fenomena gunung es. Sekali terungkap akan memalukan. Tapi bukanlah juga pernyataan yang menghakimi yang dibutuhkan oleh orang-orang yang sudah berbuat kesalahan. We're still in this world and we still have time to mend ourselves up. It can happens when we know what the true love is and we will share love, not riot nor judging words.

Guntur Purwanto

Thursday, June 21, 2007

Better

Well, been long not come back to write anything in my blog...what I have been up to...?

Menyelesaikan semua urusan gono gini di kampus buat namatin program TPB gua yang bisa dibilang uda super telat..., man..., it was't so easy! Satu bulan terakhir is compeletly hari-hari yang melelahkan. Ditambah lagi nyokap gua yang baru aja selesai operasi kantung empedu. Pre and post surgery gua otomatis harus ada di samping nyokap buat nemenin dia anytime I had time. She had been hospitalized for a month. But thanks God for the days we had. If sompe pople in this world call it sorrow, I might call ity joy!

Well, gua harus bersyukur karena lewat masa-masa sulit itu gua bisa merasakan kalo God ngasih gua dan keluarga gua banyak berkat. Gua ga pernah ngebayangin kalo nyokap harus melalui begitu banyak hari-harinya di rumah sakit, terbaring lemah, merasakan dan menahan sakit, berharap sembuh, dan menanggung semua beban. Pada akhirnya, semua dapat dilalui! We pass it through.. Besok nyokap balik dari RS Cikini, whom I hope, would be the last hospital mom visit because of the sickness she's been suffer on.

Bayu Asih - Santosa Bandung Internasional Hospital - RSUP Hasan Sadikin Bandung - RS St. Borromeus Bandung - RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta - RS PGI Cikini Jakarta...those all! Udah cukup nyokap berada di semua tempat itu just for one thing...SEMBUH! After all, health is better than wealth is totally TRUE! Thanks God uda mengizinkan semua ini terjadi. We may know that we're blessed since all the needs for this had been provided in exact time, never been late, we had never been want. And knowing that thing is a grace! Thanks God juga buat semua experiences yang gua temui di rumah sakit selama nyokap dirawat. So much things, new, I had never been seen, I finally could see there, along that time.

Health is better than wealth! It's true!

Abba is our healer! It's trully true!

Mom, she's been cured by the mighty hand! I know it's true!

God bless!